Senin, 08 Agustus 2011

Bahayakah Air isi ulang...?

Air Isi Ulang
Sumber: ibu ibu DI dan Kompas Cyber Media
Tanya
“Akhir-akhir ini saya sering sekali membeli air mineral isi ulang, dengan pertimbangan bahwa kalau mempergunakan air dari PDAM untuk minum (setelah dimasak tentunya) tidak meyakinkan karena terkadang air dari PDAM ini kuning. Biasanya sebelum mempergunakan air PDAM ini, kami saring terlebih dahulu baru dimasak, tetapi karena masalah waktu dan segi praktisnya, maka kami memilih untuk membeli air isi ulang ini. Nah yang jadi pertanyaan saya adalah apakah air isi ulang ini cukup higienis untuk dikonsumsi ? Apakah yang dimaksud air galon yang banyak mempropagandakan “isi ulang 2500″ ? Ataukah air galon dengan merek tertentu?”
Jawab
“Kalau menurut pendapatku sebaiknya jangan langsung diminum. Kecuali air Galon dengan merk tertentu yang sudah jelas, lebih baik air isi ulang tersebut direbus dulu sebelum dikonsumsi. Apalagi untuk keperluan si kecil” (Rn)

“Dulu sewaktu masih tinggal di Tomang, keluargaku berlangganan air kemasan untuk minum. Air untuk mandi dan mencuci juga melalui filter terlebih dahulu dan mempergunakan pompa listrik.” (st)
“Kadang-kadang kita ingin membeli/ mengkonsumsi air, kita hanya melihat, apakah air tersebut bening atau keruh/ tidak bening, padahal ada beberapa hal yang seharusnya membuat kita berpikir ulang untuk mengkonsumsi AIU ini. Sebagai ilustrasi, jika kita hanya ingin mendapatkan air yang bening, maka kita cukup menggunakan Karbon Aktif (bisa dari arang tempurung). Jadi dari air sumber dihubungkan ke Karbon Aktif dan di tampung, maka hasilnya akan langsung bening. Hal ini ssudah kami cobakan dirumah kami, dimana kalau sebelumnya air tanah kami sangat kuning dan keruh sekali, tetapi setelah melewati Karbon Aktif, maka air tersebut langsung menjadi bening sekali. Tapi apakah memang cukup dengan bening, maka itu menjamin bahwa air tersebut ssudah layak minum ? tentu tidak. Kembali ke AIU tadi, berarti cukup dengan Karbon Aktif, maka air yang diambil dari sumber yang kita tidak ketahui bisa menjadi bening kembali, tinggal saja, apakah si AIU tadi melalui proses Ionisasi atau UV, sehingga bakteri yang ada dalam air akan mati. Kalau tidak, berarti air tersebut masih tetap tidak layak untuk diminum. Khusus untuk daerah Jakarta atau daerah yang padat penduduknya, hal Bakteri ini sangat penting, karena dengan kepadatan penduduk yang ssudah sedemikian tinggi, maka penyebaran Bakteri E-Coli ssudah semakin meluas (Salah satu penyebaran melalui MCK). Kalau misalnya AIU tersebut mendapatkan air dari sumber terdekat dari tempat dia membuka jasa tersebut (bukan dari pergunungan), maka dapat dipastikan bahwa pencemaran Bakteri ini akan semakin tinggi.
Dari berbagai artikel yang pernah kami dapatkan antara lain dari Kompas, menyebutkan :
Rabu, 21 Maret 2001 – Air Kemasan Palsu bisa timbulkan Anemia
Senin, 19 Maret 2001 – Air Minum Kemasan Berlender beredar luas
Kamis
, 22 Maret 2001 – Minum Air Kemasan Palsu bisa Mati Lemas
Kamis, 13 September 2001 – Air PDAM Diduga Mengandung Kasinogenik
Sabtu, 02 Desember 2000 – Air PDAM Mengandung Timbal
dan tentunya masih banyak lagi artikel-artikel sejenis, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya air yang kita konsumsi selama ini, baik dari PDAM maupun air Kemasan belum tentu benar-benar layak minum Sebagai air yang sehat/ layak minum, maka kita dapat melihat dari tabel berikut. Kalau misalnya air yang kita konsumsi sudah mendekati atau bahkan bisa lebih bagus dari tabel ini, maka berarti air kita ssudah layak minum.
Syarat Mutu Air Minum
================
Bau Tidak Berbau Rasa Tidak Berasa
Sulfat (mg/l) Maks. 200
Klorida (mg/l)Maks. 250
Besi (mg/l) Maks. 0,1
Mangan (mg/l) Maks. 0,1
Timbal (mg/l) Maks. 0,05
Tembaga (mg/l) Maks.0,5
Merkuri (mg/l) Maks. 0,001
Arsen (mg/l) Maks. 0,05
Flourida (mg/l) Maks. 1,0
Nitrit (mg/l) Tidak Nyata
Nitrat (mg/dl) Tidak Nyata
Amonium (mg/dl) Tidak Nyata
Zat terlaruf (mg/l) Maks. 100
Bakteri Koli Negatif
Tingkat Keasaman (pH) 6,5 – 8,5
Tingkat Kesadahan/ CaCo03 (mg/l) Maksimum 170
Jumlah Bakteri (koloni/100ml) Maks. 100
Sumber : Kompas Cyber Media
“(ss)
“Kalau di rumah Orangtua saya di Haurjaya kualitas air dari PDAM bagus. Pernah satu kali disaat wilayah lain airnya tidak keluar sama sekali selama beberapa hari karena ada perbaikan pompa, di Haurjaya hanya setengah hari. Tetapi kalau di wilayah tempat tinggal saya di VBI, karena PDAM belum ada, jadi saya mempergunakan air dari sumur. Airnya sich terlihat bersih, tetapi yang saya herankan, botol susu anak saya jadi cepat kuning, dan juga cucian baju putih juga jadi cepat kuning. Sehingga pada akhirnya saya mempergunakan air galon terus menerus untuk air minum dan juga keperluan memasak.” (Fn)
SOLUSI DI RUMAH khusus untuk minum dan masak gunakan alat penyaring air minum HEXAGON, dengan 8 kali penyaringan.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan tulis iklan anda disini..GRATIS..!