Tidak ada instrumen investasi yang bisa mengalahkan keperkasaan emas, bahkan deposito,
saham, maupun ORI sekalipun. Konsultan manajemen sekaligus motivator ternama, Tung Desem
Waringin, sejak dulu hingga kini selalu berpendapat bahwa investasi emas merupakan investasi
teraman dan paling menguntungkan. “Sejak 2002 saya sudah bilang emas itu investasi paling
menguntungkan,” katanya.
Pengusaha sukses itu bahkan “mencabut” investasinya di sektor infrastruktur untuk dialihkan
ke emas. Ia bersikukuh bahwa tindakan yang dilakukannya benar meskipun banyak orang memilih
sektor infrastruktur sebagai instrumen investasi utama. Hal itu karena tren emas sejak zaman
dahulu hingga detik ini selalu mengalami kenaikan harga. Namun, untuk kondisi pasar saat
ini, ia masih menyarankan calon investor untuk wait and see. “Saat ini pasar masih
bergejolak, jadi lebih baik wait and see sebelum memutuskan untuk terjun ke emas,” katanya.
Tercatat kenaikan harga emas paling fantastis terjadi pada 2001 di mana pada saat yang sama
mata uang kertas justru mengalami penurunan nilai. Proses kenaikan harga emas itu akan
semakin dipercepat oleh laju inflasi dan abusing dollar AS saat ini. Itu karena emas tidak
mempunyai efek inflasi atau zero inflation effect.
Memang logam mulia bernama emas sepertinya tidak akan pernah lekang dimakan zaman. Kemuliaan
dan kemilaunya tetap saja memukau, termasuk bagi dunia investasi. Emas merupakan komoditas
yang unik yang jumlahnya terbatas di dunia serta merupakan satu-satunya barang yang dapat
ditambang di atas permukaan bumi. Emas juga merupakan alternatif uang kertas dengan daya
beli yang abadi dan nilainya cenderung dipatok oleh pasar.
Kagak ada matinya
Pilihan investasi emas saat ini tetap dinilai paling menguntungkan dibandingkan opsi yang
lain mengingat sifatnya yang “kebal” inflasi. “Investasi emas ibaratnya kagak ada matinya,
alias selalu menguntungkan,” kata pengamat ekonomi, A Tony Prasetiantono.
Menurutnya, , berinvestasi emas sama sifatnya dengan menginvestasikan dana untuk membeli
tanah dan properti di kota-kota tertentu di Indonesia, seperti Bali dan Yogyakarta, yang
harganya terus-menerus naik. Emas juga sangat baik untuk diversifikasi investasi setelah
memiliki investasi di saham, obligasi, reksadana, ataupun properti. Terlebih di beberapa
negara penghasil emas belakangan ini mengalami penurunan produksi secara signifikan sehingga
harga emas dipastikan akan selalu naik.
“Namun, investasi emas juga ada beberapa kelemahannya,” kata Tony. Menurut dia, calon
investor juga harus mempertimbangkan banyak hal untuk mulai menginvestasikan dananya dalam
bentuk emas karena relatif tidak praktis atau sulit disimpan, berisiko hilang, dicuri atau
dirampok, dan lain-lain. Selain itu, bila penyimpanan kurang baik memungkinkan terjadinya
oksidasi dan perubahan warna. Khusus emas berbentuk koin kalau terjatuh sulit untuk
di-treatment ulang dan bisa mengurangi harga.
Kekurangan lain, return-nya relatif stabil dan kalah menggairahkan bila dibandingkan saham
atau properti. Investasi emas juga sangat tidak disarankan untuk jangka pendek karena
sifatnya sebagai pelindung nilai (hedging). “Oleh karena itu, emas biasanya menjadi salah
satu pilihan portofolio yang favorable,” katanya.
Pengamat investasi, Roy Sembel, dalam salah satu tulisannya mengatakan, permintaan emas akan
melonjak bila terjadi dua hal, yaitu kondisi negara tidak menentu dan terjadi inflasi. “Jika
kedua hal itu terjadi, maka ketertarikan investor terhadap emas akan naik karena emas
dinilai paling aman untuk investasi,” katanya.
Senada dikatakan pakar investasi Safir Senduk, yang berpendapat bahwa bila terjadi inflasi
tinggi, maka harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi yang terjadi. Statistik
menunjukkan, bila inflasi naik 10 persen, maka harga emas akan naik 13 persen. Jika inflasi
naik 20 persen, emas akan naik menjadi 30 persen. Namun, bila inflasi 100 persen, maka emas
akan melonjak 200 persen. Patut dipertimbangkan pula harga emas akan cenderung konstan bila
laju inflasi rendah, dan ada kecenderungan menurun bila laju inflasi di bawah dua digit tapi
penurunannya tidak sebesar laju penurunan inflasi.
Diversifikasi emas
Tony Prasetiantono mengatakan, saat ini orang tidak harus menyimpan emas dalam bentuk fisik
saat berinvestasi ,tetapi juga bisa menyimpannya dalam bentuk lain yang kini semakin
bervariasi. Di antaranya dalam valas, saham, obligasi, dan lain-lain. “Investasi emas saat
ini telah mengalami diversifikasi yang lebih luas,” katanya.
Bentuk emas paling umum adalah batangan menyerupai batu bara berkadar 95 persen atau 99
persen (24 karat). Jenis ini dinilai paling menguntungkan untuk investasi karena kapan pun
dan di manapun dijual, harganya mengikuti standar internasional. Bentuk lain adalah koin
yang ada baiknya saat membelinya pilih produk dari produsen ternama seperti Maples, Krands,
atau Eagles.
Ada juga emas yang berbentuk perhiasan. Bentuk ini sebenarnya kurang menguntungkan untuk
investasi karena investor harus menanggung harga pembuatan dan sifatnya subyektif sesuai
selera. Koin emas ONH juga merupakan bentuk lain investasi emas. Hanya saja bentuk emas ini
sifatnya lokal dan kurang mendapat perhatian dunia. Ada pula yang menawarkan tabungan
berbentuk emas untuk keperluan investasi jangka panjang, misalnya Bank Syariah Mandiri dan
HSBC Syariah.
Untuk membeli dan menjual emas bisa dilakukan di toko emas atau Perum Pegadaian. Sementara
itu, untuk tren dan perkembangan harga emas dunia terkini dapat dilihat di situs Kitco, Gold
Price, atau UBC Gold.
Sangat disarankan, investor membeli emas di PT Antam unit Pengelolaan dan Pemurnian Logam,
Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur. Dan lebih disarankan lagi untuk selalu meneliti
sertifikat berupa kertas kecil berhologram dan kuitansinya. Setelah itu cocokkan dengan
fisik emas yang dibeli. Umumnya tercantum kode 9999 atau 24 karat, nomor seri, dan berat
logam dengan cetakan tenggelam dan logo pembuatnya.
Penyimpanan emas bila jumlahnya tidak banyak cukup ditempatkan di rumah. Namun, bila jumlahnya banyak dan untuk pertimbangan keamanan, investor dapat menyewa safe deposit box yang ada di setiap bank.
(Sumber: ANTARA)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis iklan anda disini..GRATIS..!