POHON GAHARU ( AGARWOOD )
GAHARU merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi, sehingga sangat tepat apabila dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia Hampir semua bagian pohon gaharu ini dapat dimanfaatkan untuk bahan baku produk, praktis tidak ada bagian yang terbuang. Kayu gaharu yang terinfeksi atau disebut gubal mempunyai nilai jual yang sangat tinggi, sementara gubal gaharu kualitas rendah dapat disuling untuk produksi minyak dengan harga yang sangat menjanjikan. Daun gaharu dapat dimanfaatkan untuk pembuatan teh gaharu. Turunan produk gaharu pun semakin hari semakin meningkat variasinya, menempatkan pohon gaharu sebagai pohon industri. Manfaat gaharu diantaranya adalah pewangi rungan, bahan baku industri parfum ekslusif, bahan baku industri kosmetika, bahan baku untuk bahan obat (kanker, asmatik, perangsang, dll), bahan HIO (untuk ritual agama hindu, budha dan Kong Hu Chu), bahan Kohdoh (jepang), serta daunnya dimanfaatkan untuk teh hijau (agarwood tea). Harga gubal gaharu bervariasi tergantung grade(kualitas), harga gubal gaharu grade super di pasar lokal mencapai Rp 25 jt/kg, sedangkan harga terendah Rp 50 ribu/kg untuk kayu gaharu yang tidak mengandung resin sama sekali.
Negara potensial pemakai gaharu (pengimpor) adalah Saudi Arabia, Kuwait Yaman, United Emirat, Turki, Singapura, Jepang, dan Amerika. Kebutuhan gaharu dari tahun ke tahun terus meningkat berbanding lurus dengan harganya. Sementara stok gaharu alam semakin menurun akibat ditebang terus-menerus tanpa diimbangi penanaman. Kebutuhan gaharu dunia terus meningkat sehubungan dengan semakin meningkatnya pemanfaatan gaharu terutama untuk obat-obatan di China. Kebutuhan obat merupakan kebutuhan pokok umat manusia, yang keberadaanya sangat dibutuhkan manusia.
Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil gaharu terbesar di dunia, namun saat ini potensinya menurun, bahkan gaharu sudah menjadi jenis yang langka ditemukan. Beberapa jenis pohon penghasil gaharu sebagian besar termasuk dalam famili Themeleaceae, terutama dari genus Aquilaria dan Gyrinops, yang dapat menghasilkan gubal gaharu dengan kualitas terbaik (harga tinggi). Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam penanaman gaharu diperlukan pengetahuan yang memadai dalam bidang silvikultur (teknik budidaya) dan teknologi untuk mempercepat mendapatkan gubal gaharu (inokulasi). Tanpa mengetahui kedua masalah tersebut diatas, rasanya sulit untuk mendapatkan hasil gaharu yang memuaskan. Perlu diketahui bahwa tidak semua pohon gaharu menghasilkan gubal gaharu, hanya pohon yang terinfeksi cendawan tertentu saja yang dapat menghasilkan gubal gaharu. Sehingga secara alami pohon gaharu yang dapat menghasilkan gubal, prosentasenya sangat kecil, Oleh karena itu diperlukan teknologi inokulasi untuk mempercepat terbentuknya gubal gaharu. Ayo lestarikan hutan Indonesia demi generasi mendatang.
Apa itu agarwood (gaharu)?
Apa itu agarwood (gaharu)?
Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, memiliki kandungan damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi secara alami atau buatan pada pohon Aguilaria sp (Thymelaeaceae).
Harga 1 Batang Pohon Agarwood bisa mencapai beberapa ribu dollar USD per kilogram, makanya Pohon Ini disebut sebagai “POHON YANG SANGAT MAHAL DI DUNIA – ”MOST EXPENSIVE TREES IN THE WORLD”
Setelah Penyulingan Harga Minyak Gaharu Bisa Mencapai Sekitar USD 5,000 ~ USD 10,000/kg dan Setelah Dibuat Menjadi Cairan Extract Harganya Mampu Mencapai Lebih Dari USD 30,000 atau Rp. 300.000.000,- / Liter.
Manfaat Agarwood
- Aktivitas Kebudayaan - Islam, Budha, Hindu
- Perayaan Keagamaan - Kebanyakan di Negara Islam dan Arab
- Wangi Parfum - Wanginya Tahan Lama Banyak Diminati di Negara Eropa Seperti Daerah Yves Saint Laurent, Zeenat dan Amourage
- Aroma Terapi - Menyegarkan Tubuh, Perayaan dan Undangan
- Kecantikan - Sabun, Shampo Yang Harum Semerbak
- Obat & Kesehatan - Biasa Digunakan di Pengobatan Tradisional Khususnya Dinegara China dan Jepang
- Koleksi Pribadi - Untuk Ruangan Besar Khusus Eksklusif
Kebutuhan Agarwood Dunia
Kebutuhan dunia akan agarwood atau gaharu terus meningkat. Menurut statistik, Indonesia yang pada tahun 1995 menjadi pengexport gaharu yang cukup besar, kini nilai exportnya semakin menurun.
Kebutuhan dunia akan agarwood atau gaharu terus meningkat. Menurut statistik, Indonesia yang pada tahun 1995 menjadi pengexport gaharu yang cukup besar, kini nilai exportnya semakin menurun.
Mengingat permintaan dunia akan agarwood yang terus meningkat, maka proyek Pengembangan Agarwood sangat menguntungkan "Investment for Highest Profit"
Penanganan Bibit Gaharu Cabutan/Stump
Berikut ini kami sampaikan beberapa catatan untuk mendukung keberhasilan pemeliharaan bibit gaharu (Aquilaria malaccensi) yang berasal dari cabutan/stump (pengiriman dari tempat lain) :
- Pemeliharaan bibit yang berasal dari cabutan/stump harus terlebih dahulu dikondisikan dengan penyungkupan. Pemeliharaan bibit tanpa penyungkupan beresiko kegagalan walaupun bedeng pemeliharaan telah diletakkan di bawah naungan sekalipun. Ikuti petunjuk teknis pembuatan sungkup sebagaimana yang kami lampirkan. Sungkup terbuat dari plastic dan plastic sungkup tersebut dapat diperoleh dari toko peralatan pertanian atau toko plastic.
- Media tanam sebaiknya merupakan campuran: tanah : kompos : pasir (2:1:1)
- Penyiraman pertama harus betul-betul jenuh air dan penyiraman berikutnya hanya dilakukan jika media tanam terlihat kering. Dalam penyiraman tersebut dihindari membuka sungkup ukuran besar, cukup hanya dimasuki selang/lobang kecil.
- Peletakan sungkup/bedeng pemeliharaan harus di bawah naungan tegakan (sebaiknya rindang) sehingga tidak ada sinar matahari langsung dengan intensitas tinggi dan lama. Paranet/shading net 75% diperlukan jika naungan tegakan kurang dan sebaiknya diatas sungkup diberikan lagi jerami/ pelepah daun kelapa/sawit. Periksa jika terjadi kebocoran pada sungkup.
- Hindari membuka-tutup sungkup cukup sering. Dengan pembuatan sungkup yang tepat, kondisi di dalam sungkup akan terlihat mengembun dan tidak kering. Jika terlalu sering membuka dan menutup sungkup bibit beresiko kematian.
- Setelah 3-4 minggu, sungkup dibuka secara bertahap, dilarang membuka sungkup sekaligus. Contoh : hari pertama dibuka 0,5 meter, hari kedua 1 meter dan seterusnya. Jika dibuka sekaligus bibit beresiko kematian.
- Setelah dikeluarkan dalam sungkup, bibit dipeliharan dibawah naungan paranet dan sebaiknya juga di bawah tegakan agar tercipta iklim yang baik bagi pertumbuhan bibit.
CONTOH BIBIT ANAKAN TANPA POLIBAG SEBELUM di SUNGKUP PLASTIK
CONTOH BIBIT ANAKAN YANG DI KASIH SUNGKUP PLASTIK
CONTOH BIBIT GAHARU POLIBAG SIAP TANAM
MEMPERCEPAT PRODUKSI GAHARU DENGAN TEKNOLOGI INOKULASI
Gaharu merupakan komoditi elit hasil hutan bukan kayu yang saat ini banyak diminati oleh konsumen baik dalam maupun luar negeri. Pemanfaatan gaharu sangat bervariasi dari bahan baku pembuatan dupa, parfum, aroma terapi, sabun, body lotion, hingga bahan obat-obatan sebagai anti asmatik, anti mikrobia, stimulan kerja syaraf, dan pencernaan. Akibat dari pola pemanenan dan perdagangan yang masih mengandalkan alam, beberapa jenis tertentu pohon penghasil gaharu mulai langka dan telah masuk dalam appendix II CITES.
Mengantisipasi kemungkinan pubahnya pohon penghasil gaharu jenis-jenis langka sekaligus pemanfaatannya secara lestari. Badan Litbang Kehutanan melakukan upaya konservasi dan budidaya serta rekayasa untuk mempercepat produksi gaharu dengan teknologi induksi atau inokulasi.
Serangkaian penelitian yang dilakukan Badan Litbang Kehutanan saat ini telah menghasilkan teknik budidaya pohon penghasil gaharu dengan baik, mulai dari perbenihan, persemaian, penanaman, hingga pemeliharaannya. Sejumlah isolat jamur pembentuk gaharu hasil eksplorasi dari berbagai daerah di Indonesia telah teridentifikasi berdasar ciri morfologis. Penelitian yang dilakukan juga telah menghasilkan empat isolat jamur pembentuk gaharu yang telah teruji dan mampu membentuk infeksi gaharu dengan cepat. Inokulasi menggunakan isolat jamur tersebut telah menunjukkan tanda-tanda keberhasilan hanya dalam waktu satu bulan. Ujicoba telah dilakukan di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jawa Barat (Sukabumi dan Darmaga), dan Banten (Carita).
Secara teknis, garis besar tahapan rekayasa produksi gaharu dimulai dengan isolasi jamur pembentuk yang diambil dari pohon penghasil gaharu sesuai jenis dan ekologi sebaran tumbuh pohon yang dibudidayakan. Isolat tersebut kemudian diidentifikasi berdasar taksonomi dan morfologi lalu dilakukan proses skrining untuk memastikan bahwa jamur yang memberikan respon pembentukan gaharu sesuai dengan jenis pohon penghasil gaharu agar memberikan hasil optimal. Tahap selanjutnya adalah perbanyakan jamur pembentuk gaharu tadi, kemudian induksi, dan terakhir pemanenan. Untuk saat ini, produksi gaharu buatan yang dipanen pada umur 1 tahun berada pada kelas kemedangan dengan harga jual US$ 100 per kilogram.
Di pasaran dalam negeri, kualitas gaharu dikelompokkan menjadi 6 kelas mutu, yaitu Super (Super King, Super, Super AB), Tanggung, Kacangan (Kacangan A, B, dan C), Teri (Teri A, B, C, Teri Kulit A, B), Kemedangan (A, B, C) dan Suloan. Klasifikasi mutu tersebut berbeda dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang membagi mutu gaharu menjadi 3 yaitu Klas Gubal, Kemedangan, dan Klas Abu. Perbedaan klasifikasi tersebut sering merugikan pencari gaharu karena tidak didasari dengan kriteria yang jelas.
KEUNGGULAN BELI BIBIT DI PT.BBC
1.Ada sertifikat keaslian bibit pohon gaharu
2.Ada jaminan dari perusahaan mengenai penyediaan SERUM untuk proses INOKULASI
3.Ada jaminan dari perusahaan untuk pembelian gubal di saat panen
4.Ada sistem sehingga memungkinkan uang yang di belanjakan untuk beli bibit gaharu bisa kembali ( BALIK MODAL ) sebelum PANEN
5.Jika mengajak orang untuk beli bibit gaharu di PT.BBC bisa dpt penghasilan tanpa batas
2.Ada jaminan dari perusahaan mengenai penyediaan SERUM untuk proses INOKULASI
3.Ada jaminan dari perusahaan untuk pembelian gubal di saat panen
4.Ada sistem sehingga memungkinkan uang yang di belanjakan untuk beli bibit gaharu bisa kembali ( BALIK MODAL ) sebelum PANEN
5.Jika mengajak orang untuk beli bibit gaharu di PT.BBC bisa dpt penghasilan tanpa batas
PAKET INVESTASI (SILAKAN PILIH)
HARGA BIBIT POHON GAHARU
1.Bibit anakan tanpa polibag isi: 110 Pohon Harga Rp.350.000,-
2.Bibit polibag siap tanam isi: 50 Pohon Harga Rp.650.000,-
3.Bibit paket investasi isi: 1 Pohon Harga Rp.350.000,-
ANALISA BUDIDAYA GAHARU
Analisa biaya dan keuntungan dari budidaya pohon penghasil gaharu, pada luasan tanah
240 m2 , jangka waktu 10 tahun. Dengan jarak tanam 3m X 3m luas tanah
240 m2 (asumsi 12 m X 20 m) cukup ideal ditanami gaharu sebanyak
25 batang. Berikut ini adalah perincian biaya dan keuntungan dari
budidaya pohon penghasil gaharu:
1. BIAYA
Biaya sendiri kita bedakan menjadi 3 yaitu:
biaya tahap 1 (pengadaan bibit,penanaman dan perawatan di tahun pertama),
biaya tahap 2 (perawatan tanaman pada tahun ke-2 sampai tahun ke-7),
biaya tahap 3 (inokulasi dan perawatan pasca inokulasi tahun ke-8 sampai tahun ke-10).
a. Biaya tahap 1 :
- pembelian bibit 25 btng @ Rp.15.000 = Rp. 375.000
- pupuk kandang 100 kg @ Rp.500 = Rp. 50.000
- pestisida (furadan,stiko,dll ) = Rp. 50.000
- tenaga penanaman = Rp. 200.000
- tenaga perawatan = Rp. 200.000
JUMLAH = Rp. 875.000,-
b. Biaya tahap 2 :
- pupuk kandang = Rp. 300.000
- pupuk pabrik = Rp. 300.000
- pestisida = Rp. 200.000
- tenaga perawatan = Rp. 500.000
- Biaya oprasional = Rp. 1.000.000
JUMLAH = Rp. 2.300.000
c. Biaya tahap 3:
- pembelian fusarium sp 25 botol @Rp.350.000 = Rp.4.375.000,- ( Subsidi 50% dari Perusahaan)
- tenaga inokulan = Rp. 2.500.000
- tenaga perawatan = Rp. 500.000
- tenaga panen = Rp. 2.500.000
- lilin inokulan = Rp.100.000
JUMLAH = Rp.9.975.000,-
Jumlah a+b+c = Rp.13.150.000,-
2. PENERIMAAN
Dengan asumsi bahwa tingkat keberhasilan inokulasi adalah 80 %, dari 25 batang
tanaman cuma menghasilkan 20 batang pohon saja yang bisa dipanen.
Satu batang, pohon gaharu dengan masa inokulasi 3 tahun menghasilkan rata-rata 2 kg gubal, 5 kg
kemedangan, dan 10 kg abu.
Sehingga total yang dihasilkan dari 20 batang adalah 40 kg gubal, 100 kg kemedangan, dan 200 kg abu.
A. GUBAL 40 KG @ RP.5.000.000,- = RP. 200.000.000
B. KEMEDANGAN 100 KG @ RP.1.000.000 = RP. 100.000.000
C. ABU 200 KG @ RP.200.000 = RP. 40.000.000
JUMLAH = RP.340.000.000,-
Jumlah penerimaan diatas kami ambil dari data harga jual gaharu yang paling rendah,sedangkan gubal kualitas super harga bisa mencapai Rp.25.000.000/Kg
3. KEUNTUNGAN
PENERIMAAN – BIAYA = RP. 340.000.000- – RP. 13.150.000- = RP. 326.850.000
jadi di rata rata perpohon = Rp.326.850.000 : 25 = Rp.13.074.000,-
240 m2 , jangka waktu 10 tahun. Dengan jarak tanam 3m X 3m luas tanah
240 m2 (asumsi 12 m X 20 m) cukup ideal ditanami gaharu sebanyak
25 batang. Berikut ini adalah perincian biaya dan keuntungan dari
budidaya pohon penghasil gaharu:
1. BIAYA
Biaya sendiri kita bedakan menjadi 3 yaitu:
biaya tahap 1 (pengadaan bibit,penanaman dan perawatan di tahun pertama),
biaya tahap 2 (perawatan tanaman pada tahun ke-2 sampai tahun ke-7),
biaya tahap 3 (inokulasi dan perawatan pasca inokulasi tahun ke-8 sampai tahun ke-10).
a. Biaya tahap 1 :
- pembelian bibit 25 btng @ Rp.15.000 = Rp. 375.000
- pupuk kandang 100 kg @ Rp.500 = Rp. 50.000
- pestisida (furadan,stiko,dll ) = Rp. 50.000
- tenaga penanaman = Rp. 200.000
- tenaga perawatan = Rp. 200.000
JUMLAH = Rp. 875.000,-
b. Biaya tahap 2 :
- pupuk kandang = Rp. 300.000
- pupuk pabrik = Rp. 300.000
- pestisida = Rp. 200.000
- tenaga perawatan = Rp. 500.000
- Biaya oprasional = Rp. 1.000.000
JUMLAH = Rp. 2.300.000
c. Biaya tahap 3:
- pembelian fusarium sp 25 botol @Rp.350.000 = Rp.4.375.000,- ( Subsidi 50% dari Perusahaan)
- tenaga inokulan = Rp. 2.500.000
- tenaga perawatan = Rp. 500.000
- tenaga panen = Rp. 2.500.000
- lilin inokulan = Rp.100.000
JUMLAH = Rp.9.975.000,-
Jumlah a+b+c = Rp.13.150.000,-
2. PENERIMAAN
Dengan asumsi bahwa tingkat keberhasilan inokulasi adalah 80 %, dari 25 batang
tanaman cuma menghasilkan 20 batang pohon saja yang bisa dipanen.
Satu batang, pohon gaharu dengan masa inokulasi 3 tahun menghasilkan rata-rata 2 kg gubal, 5 kg
kemedangan, dan 10 kg abu.
Sehingga total yang dihasilkan dari 20 batang adalah 40 kg gubal, 100 kg kemedangan, dan 200 kg abu.
A. GUBAL 40 KG @ RP.5.000.000,- = RP. 200.000.000
B. KEMEDANGAN 100 KG @ RP.1.000.000 = RP. 100.000.000
C. ABU 200 KG @ RP.200.000 = RP. 40.000.000
JUMLAH = RP.340.000.000,-
Jumlah penerimaan diatas kami ambil dari data harga jual gaharu yang paling rendah,sedangkan gubal kualitas super harga bisa mencapai Rp.25.000.000/Kg
3. KEUNTUNGAN
PENERIMAAN – BIAYA = RP. 340.000.000- – RP. 13.150.000- = RP. 326.850.000
jadi di rata rata perpohon = Rp.326.850.000 : 25 = Rp.13.074.000,-
DIBUKA UNTUK UMUM
PENDAFTARAN INVESTASI
(SILAKAN PILIH PAKET DIATAS)
INFORMASI DAN KONSULTASI
PENDAFTARAN INVESTASI
(SILAKAN PILIH PAKET DIATAS)
INFORMASI DAN KONSULTASI
0812-87932-777
PT.BCC dmn?
saya orang GARUT. bisa gabung ga?
terima kasih.
Assalaamu'alaikum....
mau tanya ni, untuk pembibitan d ambil dari biji atau apanya,.? tlng bntu sy, sy kpingin budidaya (priono.ahmad@yahoo.co.id)
yang lebih bagus dari biji atau beli yang sudah hidup di polybag
bisa silakan om
yang sudah siap tanam..lbh bagus
ada biji, ada yg bibit sdh siap tanam